Senja di Ujung
Penantian Saliha
Saliha
Afriyani, nama itu tertulis dalam daftar yang lolos dalam pengangkatan CPNS di
kota Semarang. Jutaan orang saat ini sedang mengakses situs pengumuman CPNS
dari web Dikti. Para sarjana berharap-harap cemas membuka laman pengumuman ini.
Mereka berharap akan lolos seleksi CPNS dan mengabdikan ilmunya di tempat
kerjanya nanti. Kesibukan itu tak terlihat dari seorang wanita berjilbab yang
sedang tekun memberi penyuluhan tentang KB di balai desa. Saliha, seorang SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) yang baru
di wisuda dua bulan yang lalu. Kini ia bekerja menjadi tenaga penyuluh di
puskesmas tempat tinggalnya.
“Saliha, bukankah hari ini pengumuman CPNS,” tanya bu Dea
selaku Kepala Puskesmas.
“Saliha baru teringat bu, Terimakasih sudah
mengingatkan,” ucap Saliha dengan tenang.
“Semoga mendapat hasil yang baik ya Sal, Ibu
mendoakanmu.”
Drzzzt....Drzzzt
Saliha
merasakan ada getaran sms masuk di saku roknya. Saliha mempercepat langkah
masuk ke rumahnya. Memasuki kamar dan segera membuka ponselnya.
From : Mb Diana
Dek
Saliha...Selamat kamu lolos CPNS.
Barusan mb
membukanya.
Barakallah ya
sayang J
Saliha terbungkam membaca isi pesan itu. Pesan dari mb Diana murabbinya
saat ini. Terlukis semburat rona kebahagiaan di wajahnya. Saliha bergegas
menyalakan laptponya, ia ingin memastikan sendiri. Namanya memang tercantum
dalam daftar yang lolos CPNS tahun ini.
Ya Rabb, hamba
berucap syukur atas segala anugerahmu.
Saliha bertakbir dalam hati mendengar gemuruh suara hatinya yang terlampau
gembira.
***
“Saliha, Kapan kamu akan menikah?” Ucap Abi tiba-tiba di
tengah jamuan makan malam ini.
“Saliha belum tahu bi, Saliha akan fokus kerja dulu,”
jawab Saliha dengan hati-hati.
“Pikirkan baik-baik, pekerjaan sudah kamu dapatkan.
Apalagi yang kamu tunggu?,” pernyataan Abi semakin memojokkanku.
Dengan
bertemankan cahaya rembulan, Saliha tertunduk lesu di tepi jendela kamarnya.
Ucapan Abi tadi mengoyak relung hatinya, gembok hati yang terkunci rapat seakan
lepas dari genggamanya. Hati yang lama telah ia kunci seakan menuntut untuk
segera melepaskan diri. Menikah bukanlah hal yang Saliha fokuskan saat ini, ia
ingin mengabdikan ilmunya dan melanjutkan studi S2 ke Belanda. Menikah adalah
urusan nomer sekian dalam impian Saliha. Namun keinginan Abi sulit untuk di
tolaknya. Abi adalah tipe orang yang keras kepala, di rumah ini tidak ada yang
berani membantah keinginan Abi.
Ya Illahi, apa
gerangan yang harus hamba lakukan...mengejar Cita-cita atau menuruti keinginan
Abi, batin Saliha.
Tiba-tiba
pintu kamar Saliha di ketuk oleh Abinya. Dengan langkah gontai ia berjalan
membukakan pintu untuk ayah tercintanya.
“Saliha ini proposal calon imammu. Coba dibaca dan beri
keputusan secepatnya,” Ucap Abi.
“Abi, Saliha belum siap menikah,” Saliha dengan ragu
memandang wajah Abinya.
“Semua orang pasti akan bilang belum siap
Saliha...Sholatlah nak, semoga diberi petunjuk oleh Allah,” Ucap Abi tegas
menatap mata saliha.
Saliha
memperhatikan dengan seksama proposal dengan sampul warna biru muda itu.
Membuka dengan sangat hati-hati dan menghayati setiap bait tulisan di kertas
putih itu. Saliha bergumam dalam hati Inikah
Jodohku Ya Rabb ? Rifqy Andrean !
Kakak kelas Saliha, ingatanya berputar menerawang ke
masa-masa SMA.
***
Sehari
setelah pengangkatanya sebagai PNS, Saliha memutuskan untuk menerima Rifqy
sebagai calon suaminya. Keputusan yang sangat bertentangan dengan cita-citanya
saat ini. Abi sangat bahagia mendengar keputusan Saliha, bahkan Abi berucap
akan menggelar pesta besar-besaran dalam pernikahan Saliha. Saliha adalah putri
terakhir dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya perempuan telah menikah bahkan
disaat mereka masih di bangku kuliah. Budaya dalam keluarga Saliha terbiasa
menikahkan anaknya dalam usia muda.
Proses
taaruf antara Rifqy dan Saliha terbilang cukup singkat, pasangan ini langsung
memutuskan untuk menikah. Saliha memahami posisi Rifqy yang bekerja di
Kalimantan, tidak mungkin harus bolak-balik ke Jawa untuk menemui dirinya.
“Umi, apakah Saliha harus mengikuti kak Rifqy ke
Kalimantan setelah menikah,” tanya saliha pada Ibunya.
“Seorang istri harus mengikuti perintah suami Saliha.
Akan lebih baik jika pasangan suami istri itu bersama, tidak berjauhan.” Jawab
umi dengan tenang.
Haruskah aku
meninggalkan Jawa, tanah kelahiranku. Tempat aku hidup selama dua puluh tiga
tahu ini. Saliha berdebat dengan hatinya
sendiri, memikirkan nasibnya setelah menikah dengan Rifqy.
***
Pernikahan
Saliha dan Rifqy terselenggara dengan meriah. Kedua keluarga ini bercengkerama
dengan bahagia. Rifqy hanya mengambil cuti selama satu minggu, selebihnya ia
harus pulang kembali ke Kalimantan untuk bekerja. Saliha terpaksa berpisah
sementara dengan suaminya, ia terikat kerja PNS untuk satu tahun di tempat
tinggalnya. Baru di tahun kedua ia boleh pindah mengikuti suaminya.
Seusai pernikahan dan sekembalinya Rifqy ke Kalimantan. Saliha di sibukkan
dengan rutinitas kerjanya di kantor BKKBN, tiada yang berubah dalam dirinya
kecuali status yang ia sandang saat ini sebagai seorang Istri. Komunikasinya
dengan Rifqy berjalan dengan normal selayaknya pasangan pengantin baru. Setiap
pagi sms mesra dari Rifqy selalu mengawali harinya.
Sebulan
setelah pernikahanya, saliha mulai merasakan ketidak beresan dalam rumah
tangganya, bukan hanya komunikasi keduanya yang merenggang. Namun saliha
sedikit terusik dengan sebuah pesan yang kemarin masuk di ponselnya. Pesan dari
seorang wanita yang menanyakan status dirinya terhadap Rifqy.
Assalamualikum dek Saliha,
Saya Rani,
bolehakah saya bertanya tentang Rifqy,
Secara tidak
sengaja saya melihat pesan mesra dari no anda.
Ada hubungan
apa diantara kalian berdua ?
Terimaksih,
Wassalam.
Gemuruh
amarah bergejolak dalam hati Saliha, ia tidak menyangka ada seorang wanita
menanyakan statusnya dari Rifqy. Apa kak
Rifqy tidak menceritakan kalau aku ini Istrinya. Atau jangan-jangan dia
menyembunyikan identitasnya yang telah beristri. Saliha bergumam dalam
hati.
“Assalamualaikum kak, Apa Kabar?” Saliha memberanikan
diri menelfon suaminya.
“Waalaikumsalam dek, Alhamdulillah baik dek. Ada masalah
di rumah?” Rifqy menyatakan keherananya setelah mendapat telfon dari Saliha.
“Kak, siapa wanita
yang bernama Rani?” saliha dengan hati-hati menanyakan tentang Rani pada Rifqy.
“Rani...ka...mu mengenalnya?” jawab Rifqy terbata-bata.
“Tidak kak, kemarin ada pesan tentang Rani yang
menanyakan kakak,” Ucap Rani.
“Dia hanya temanku, sudah dulu...kakak mau melanjutkan
kerja,”
Tuutttt....tuuuttttt
Sambungan telfon terputus secara sepihak. Kak Rifqy
bilang kerja, jam 9 malam segini ia masih bekerja. Sungguh alasan yang tak masuk akal. Di kantor kak Rifqy lembur hanya
sampai jam 8 malam. Ada apa dengan semua ini, Saliha sungguh takut terhadap
rumah tangganya yang baru seumur jagung ini, batin Saliha.
Saliha membukan akun Facebook
di Laptopnya, ia ingin berselancar di dunia maya. Melepas segala penat yang
menghimpitnya. Saliha melihat obrolan aktif di akun Facebook mikik suaminua : Rifqy Andrean.
Iseng saliha mencoba klik akun Facebook suaminya, hanya ingin tahu status apa yang sering di buat
suaminya. Mata Saliha terbelalak melihat sebuah pemandangan di akun Facebook suaminya. Sebuah foto mesra
terpampang dengan jelas disana. Kak rifqy menggandeng mesra tangan seorang
wanita, matanya menatap sendu pada bibir merah wanita itu.
Ribuan
peluru tiba-tiba menghantam hatinya, rasa sesak luar biasa menjalar di seluruh
tubuh Saliha. Mulutnya terkunci tak bisa mengucapkan sepatah katapun. Saliha
syok melihat foto suaminya dengan wanita lain. Tanganya semakin jeli membongkar
akun Facebook suaminya. Bukan hanya
foto yang menyesakkan hati Saliha, terlebih sebuah komentar-komentar mesra
Rifqy telah melukai hatinya.
Bagaimana
mungkin ini terjadi, foto-foto yang di unggah itu foto terbaru. Apa kak rifqy
berselingkuh disana? Saliha menyadari kebodohanya tidak pernah aktif di media
sosial. Sampai informasi sepenting ini ia tidak mengetahuinya. Saliha berdebat dalam hati.
Keingintahuan
Saliha tidak berhenti begitu saja, ia melanjutkan dengan klik profil wanita tersebut. Wanita tersebut bernama Rani, Mungkinkah wanita yang mengirimi sms padaku
kemarin malam, batin Salihha.
Saliha
mulai merasa khawatir akan rumah tangganya. Pikiran-pikiran buruk mulai menjadi
daya tarik imajinasinya. Komunikasinya dengan rifqy semakin memburuk, Saliha
tidak pernah menanyakan sosok wanita tersebut. Ia bertekad akan percaya pada
kesetiaan suaminya. Meski hati kecilnya selalu berontak untuk mengetahui hal
yang sebenarnya terjadi antara Rifqy dan Rani.
***
“Bagaimana
kabar suami nak,” tanya Abi di tengah ruang keluarga.
“Alhamdulillah!
Baik Abi ,” ucap Saliha dengan tenang.
“Kam
tidak ingin mengujunginya kesana, besok lusa tanggal merah. Akan ada 5 hari
libur kerja,”
“Haruskah
Saliha mengunjunginya bi,” tanya Saliha.
“Jenguklah
Saliha, selagi ada waktu,” Jawab Abi dengan tenang.
Saliha
berangkat menuju Kalimantan, ia sengaja tidak memberitahu Rifqy. Saliha ingin
membuat surprise kedatanganya hari
ini. Untuk pertama kalinya Saliha menginjakkan kakinya di bumi Kalimantan, ia
ingin segera menemui suaminya dan menanyakan segala kegundahan hatinya. Saliha
berharap akan menemui jalan keluar dari permasalahan ini. Saliha mengetik
sebuah pesan mengabarkan dirinya akan datang menemui Rifqy, dan menyuruhnya
menjemputnya di Bandara.
“Kenapa tidak mengabari akan datang kesini,” tanya kak
Rifqy.
“Surprise kak, maaf Saliha tidak memberitahu,” ucap
Saliha dengan gemetar
“Bagaimana kabar keluarga, maaf kakak belum sempat
pulang,”
“Alhamdulillah baik kak,”
***
Selama
lima hari berada di Kalimantan, Saliha benar-benar di manja oleh Rifqy. Selama itu
mereka berbulan madu, Saliha di ajak berwisata mengelilingi kota Pontianak.
Segala kegundahan hatinya hilang setelah melihat sikap Rifqy. Segala pertanyaan
yang ingin ia tanyakan pada Rifqy seketika musnah sudah. Rifqy berubah menjadi
sosok suami yang romantis dan baik hati. Itulah yang membuat Saliha semakin
mencintainya suaminya.
“Kak, besok Saliha pulang ke Jawa,” ucap Saliha.
“Kita akan berpisah untuk sementara sayang,” ucap Rifqy
seraya membelai mesra rambut saliha.
Hari ini
Saliha harus pulang ke Jawa, sejujurnya ia berat meninggalkan suaminya. Saliha
masih ingin menghabiskan waktu bersama Rifqy. Sungguh berpisah dengan belahan jiwa sangat menyakitkan, batin
Saliha.
Sesampainya
di Bandara, Saliha merasa ada sepasang mata yang mengawasi gerak-gerik
tubuhnya. Perempuan berkerudung biru di dekat tangga. Perempuan itu terus
memandang Saliha dan Rifqy secara bergantian. Sorot mata yang tajam
mengekspresikan kemarahan.
“Kak, siapa wanita berkerudung biru itu. Dia terus
memandangi kita,” Tanya Saliha.
“Dimana....?” Rifqy berucap setengah terbata. Ia melihat
sosok perempuan itu. Perempuan yang pernah dicintainya dulu sewaktu SMA. Rifqy
terlihat pucat pasi menahan gejolak perasaan di hatinya.
“Assalamualikum! Apa kabar Rifqy, Saliha?” ucap wanita
itu.
Siapa dia,
kenapa dia mengetahui namaku. Ada apa dengan kak Rifqy, wajahnya terlihat pucat
pasi setelah di sapa wanita itu.
Gumam Saliha.
“Alhamulillah baik Rani,” Ucap kak Rifqy. Seraya menarik
tangan Saliha mejauhi wanita itu.
Ya Rabb,
takdir apa lagi ini. baru saja aku merasakan kebahagiaan dengan suamiku. Kini
aku bertemu dengan wanita yang telah mengganggu rumah tanggaku. Apa yang harus
hamba lakukan Ya Rabb? Gemuruh suara
hatinya.
“Kak, Saliha harus pulang. Pesawat sebentar lagi akan
Take Off,” Ucap Saliha.
“Hati-hati di jalan sayang, Sesampai di rumah hubungi
kakak segera,” ucap kak Rifqy seraya mencium keningku.
Saliha
berjalan menuju pesawat, sekilas menoleh ke belakang mencari sosok suaminya.
Saliha melihat dengan jelas suaminya berjalan bersama dengan Rani. Tak kuat
Saliha memendam rasa sakit yang tiba-tiba menyeruak di hatinya.
Semoga kak
Rifqy segera memberi penjelasan padanya tentang wanita bernama Rani, Saliha berdoa dalam hati.
***
“Rifqy,
Siapa wanita yang bernama Saliha itu,” Tanya Rani dengan cemas.
“Dia
istriku Ran. Maafkan aku!” Ucap Rifqy dengan lirih.
“Apa?
Kamu sudah menikah? Bagaimana ini terjadi?” Rani berkata dengan kerasnya.
“Dia
wanita pilihan kedua orang tuaku Ran, aku sudah memperjuangkanmu. Kedua orang
tuaku tetap tak memberi restu,”
“Lantas,
kenapa kamu menyembunyikan ini dariku. Kamu tidak berfikir bagaimana sakit
hatinya aku Qy. Kamu kejam...jahat Qy,” Rani menangis tersedu menahan emosi
yang bergejolak di hatinya.
“Aku
takut mengecewakanmu, aku harap hubungan kita berakhir disini. Aku sudah
mempunyai Istri,” ucap Rifqy seraya meninggalkan Rani sendiri.
***
Sesampainya
di rumah, saliha mengurung dirinya di kamar. Keluar hanya untuk mengambil
makanan dan pergi bekerja. Semua keluarganya panik dengan perubahan sikap
Saliha. Umi saliha mencoba menghubungi Rifqy, namun hasilnya nihil. Nomer Hpnya
tidak aktif. Begitupun saliha, sejak kepulanganya ia belum menghubungi Rifqy.
Komunikasi diantara keduanya berantakan. Sebuah ujian yang berat di awal rumah tangga
mereka.
Saliha
terlihat lebih kurus dari sebelumnya, ia menghabiskan waktunya sendiri di
kamar. Abi dan Umi Saliha sudah lelah menasehati, mereka hanya bisa mendoakan
apa yang terbaik untuk anaknya.
Saliha
menjadi sering mendatangi pantai ketika sore hari. Ia berharap Rifqy pulang dan
memperbaiki hubungan rumah tangganya. Rifqy lebih suka pulang ke Jawa
menggunakan kapal, karena kecintaanya terhadap laut. Saliha selalu merenung,
menatap senja, melihat matahari yang yang tenggelam. Berganti menjadi kegelapan
dan muncullah bulan menerangi malam. Saliha juga berharap masalahnya akan
menemui titik terang dan berakhir bahagia.
***
Rifqy merasa bersalah dengan Saliha, dia telah menyakiti
perasaan istrinya. Rifqy akan pulang ke Jawa dan menjelaskan semuanya. Rifqy
tidak ingin rumah tangganya hancur. Saliha
adalah masa depanku, sedangkan Rani adalah masa laluku. Batin Rifqy.
Rifqy
bergegas mempersiapkan kepulanganya ke Jawa, sudah tiga bulan ia tak bertegur
sapa dengan istrinya. Sungguh Rifqy menyalahkan rasa egoisme dalam dirinya.
Selama itu ia menelantarkan istrinya. Rifqy akan pindah tugas ke Jawa, ia
menebus kesalahanya pada Saliha. Tunggu
aku Saliha, I Love You. Batin Rifqy.
Rifqy
menaiki kapal yang akan mengantarkanya ke tanah Jawa. Kapal itu akan berlabuh
di kota semarang. Rifqy tak sabar untuk segera tiba di pelabuhan. Ia sengaja
merahasiakan kepulanganya. Ia ingin membuat kejutan buat Saliha.
***
Saliha menatap pantai di pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Hatinya seakan berkata, Kak Rifqy akan datang menemuinya hari ini. selama tiga
bulan terakhir saliha selalu mendatangi pelabuhan itu seminggu sekali. Ia
berharap di akhir weekend itu Rifqy
pulang. Namun harapanya selalu sia-sia, ia tak pernah terlihat kepulangan Rifqy
ke Jawa. Hingga kedatanganya hari ini ke palabuhan seakan menguatkan hati
Saliha untuk menunggu kepulangan Rifqy.
“Saliha ayo pulang! Sudah gelap, nanti dimarahi Abi,”
ucap Nadia kakak perempuanya.
“Saliha masih ingin disini, Saliha ingin menunggu kak
Rifqy,” jawab Saliha sedih.
“Sudahlah, lupakan laki-laki yang telah menyakitimu.
Hidupmu bukan hanya untuk meratapi kepedihan ini Saliha. Masih banyak hal
membahagiakan yang belum kamu capai saat ini,”
Akhirnya
saliha menurut untuk pulang, di perjalananya keluar dari pelabuhan. Sebuah
insiden besar merubah takdirnya. Saliha tertabrak sebuah truk yang sedang
melintas di area pelabuhan. Saliha tidak melihat arah kedatangan truk itu,
nasib naas menimpa Saliha. Tubuh saliha hancur lebur terlindas Truk. Nadia yang
melihat adiknya menjerit sekuat tenaga. Saliha....!!!!
***
Sesampainya
di pelabuhan, Rifqy melihat segerombolan orang mengerubungi sebuah truk. Apa gerangan yang terjadi? Mengapa ramai
sekali di tempat itu?. Batin Saliha. Rifqy melangkahkan kakinya mendekati
keramain itu. Rasa penasaran menghilangkan keinginanya untuk segera pulang ke
rumah menemui Saliha.
“Ada apa ya pak ramai sekali,” tanya Rifqy pada seoarang
bapak tua.
“Ada kecelakaan, seorang wanita berjilbab terlindas Truk.
Baru saja jenazahnya di bawa pulang,”
Rifqy
teringat akan Saliha, rasa khawatirnya memuncak. Ia menelfon Saliha untuk
mengetahui keadaanya. Namun nasib telepon Rifqy tak dijawabnya. Rifqy segera
berlari mencari taksi yang akan mengantarkanya ke rumah.
Di ujung
gang rumah Saliha, terpasang bendera warna kuning. Ada keramaian di rumah
Saliha. Bendera kuning pertanda duka
cita, siapakah yang meninggal. Rifqy mulai khawatir dan panik. Hatinya
sudah bergemuruh menandakan kekhawatiranya. Rifqy turun dari taksi dan
melangkahkan kaki menuju gerbang rumah Saliha. Terlihat ramai orang berkerumun
disana. Rifqy sudah tertunduk lesu menahan gejolak dalam hatinya.
Saliha...kenapa
kamu pergi sayang. Rifqi berteriak
seolah bisa membangunkan kembali istrinya.
Namun takdir tak dapat merubah segalanya, Saliha telah
berpulang. Rifqy sungguh menyesali rasa egoisnya. Rifqy belum sempat
menjelaskan masalah dalam rumah tangganya. Rifqy belum sempat meminta maaf atas
kesalahnya. Rasa penyesalan yang dalam saat ini membalut luka hati Rifqy.
“Saliha selalu
menunggu kepulanganmu di pelabuhan Qy. Tadi sore adala senja terakhir yang di
lihatnya untuk menunggumu. Doa saliha terkabul qy, Kamu pulang tepat waktu,”
ucap Nadia kakak Saliha dengan tetesan air mata.