24 Desember 2014

Senja di Ujung Penantian Saliha

Senja di Ujung Penantian Saliha
            Saliha Afriyani, nama itu tertulis dalam daftar yang lolos dalam pengangkatan CPNS di kota Semarang. Jutaan orang saat ini sedang mengakses situs pengumuman CPNS dari web Dikti. Para sarjana berharap-harap cemas membuka laman pengumuman ini. Mereka berharap akan lolos seleksi CPNS dan mengabdikan ilmunya di tempat kerjanya nanti. Kesibukan itu tak terlihat dari seorang wanita berjilbab yang sedang tekun memberi penyuluhan tentang KB di balai desa. Saliha, seorang SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) yang baru di wisuda dua bulan yang lalu. Kini ia bekerja menjadi tenaga penyuluh di puskesmas tempat tinggalnya.
“Saliha, bukankah hari ini pengumuman CPNS,” tanya bu Dea selaku Kepala Puskesmas.
“Saliha baru teringat bu, Terimakasih sudah mengingatkan,” ucap Saliha dengan tenang.
“Semoga mendapat hasil yang baik ya Sal, Ibu mendoakanmu.”
Drzzzt....Drzzzt
            Saliha merasakan ada getaran sms masuk di saku roknya. Saliha mempercepat langkah masuk ke rumahnya. Memasuki kamar dan segera membuka ponselnya.
From   : Mb Diana
Dek Saliha...Selamat kamu lolos CPNS.
Barusan mb membukanya.
Barakallah ya sayang J
            Saliha terbungkam membaca isi pesan itu. Pesan dari mb Diana murabbinya saat ini. Terlukis semburat rona kebahagiaan di wajahnya. Saliha bergegas menyalakan laptponya, ia ingin memastikan sendiri. Namanya memang tercantum dalam daftar yang lolos CPNS tahun ini.
Ya Rabb, hamba berucap syukur atas segala anugerahmu. Saliha bertakbir dalam hati mendengar gemuruh suara hatinya yang terlampau gembira.
***
“Saliha, Kapan kamu akan menikah?” Ucap Abi tiba-tiba di tengah jamuan makan malam ini.
“Saliha belum tahu bi, Saliha akan fokus kerja dulu,” jawab Saliha dengan hati-hati.
“Pikirkan baik-baik, pekerjaan sudah kamu dapatkan. Apalagi yang kamu tunggu?,” pernyataan Abi semakin memojokkanku.
            Dengan bertemankan cahaya rembulan, Saliha tertunduk lesu di tepi jendela kamarnya. Ucapan Abi tadi mengoyak relung hatinya, gembok hati yang terkunci rapat seakan lepas dari genggamanya. Hati yang lama telah ia kunci seakan menuntut untuk segera melepaskan diri. Menikah bukanlah hal yang Saliha fokuskan saat ini, ia ingin mengabdikan ilmunya dan melanjutkan studi S2 ke Belanda. Menikah adalah urusan nomer sekian dalam impian Saliha. Namun keinginan Abi sulit untuk di tolaknya. Abi adalah tipe orang yang keras kepala, di rumah ini tidak ada yang berani membantah keinginan Abi.
Ya Illahi, apa gerangan yang harus hamba lakukan...mengejar Cita-cita atau menuruti keinginan Abi, batin Saliha.
            Tiba-tiba pintu kamar Saliha di ketuk oleh Abinya. Dengan langkah gontai ia berjalan membukakan pintu untuk ayah tercintanya.
“Saliha ini proposal calon imammu. Coba dibaca dan beri keputusan secepatnya,” Ucap Abi.
“Abi, Saliha belum siap menikah,” Saliha dengan ragu memandang wajah Abinya.
“Semua orang pasti akan bilang belum siap Saliha...Sholatlah nak, semoga diberi petunjuk oleh Allah,” Ucap Abi tegas menatap mata saliha.
            Saliha memperhatikan dengan seksama proposal dengan sampul warna biru muda itu. Membuka dengan sangat hati-hati dan menghayati setiap bait tulisan di kertas putih itu. Saliha bergumam dalam hati Inikah Jodohku Ya Rabb ? Rifqy Andrean !
Kakak kelas Saliha, ingatanya berputar menerawang ke masa-masa SMA.
***
            Sehari setelah pengangkatanya sebagai PNS, Saliha memutuskan untuk menerima Rifqy sebagai calon suaminya. Keputusan yang sangat bertentangan dengan cita-citanya saat ini. Abi sangat bahagia mendengar keputusan Saliha, bahkan Abi berucap akan menggelar pesta besar-besaran dalam pernikahan Saliha. Saliha adalah putri terakhir dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya perempuan telah menikah bahkan disaat mereka masih di bangku kuliah. Budaya dalam keluarga Saliha terbiasa menikahkan anaknya dalam usia muda.
            Proses taaruf antara Rifqy dan Saliha terbilang cukup singkat, pasangan ini langsung memutuskan untuk menikah. Saliha memahami posisi Rifqy yang bekerja di Kalimantan, tidak mungkin harus bolak-balik ke Jawa untuk menemui dirinya.
“Umi, apakah Saliha harus mengikuti kak Rifqy ke Kalimantan setelah menikah,” tanya saliha pada Ibunya.
“Seorang istri harus mengikuti perintah suami Saliha. Akan lebih baik jika pasangan suami istri itu bersama, tidak berjauhan.” Jawab umi dengan tenang.
Haruskah aku meninggalkan Jawa, tanah kelahiranku. Tempat aku hidup selama dua puluh tiga tahu ini. Saliha berdebat dengan hatinya sendiri, memikirkan nasibnya setelah menikah dengan Rifqy.
***
            Pernikahan Saliha dan Rifqy terselenggara dengan meriah. Kedua keluarga ini bercengkerama dengan bahagia. Rifqy hanya mengambil cuti selama satu minggu, selebihnya ia harus pulang kembali ke Kalimantan untuk bekerja. Saliha terpaksa berpisah sementara dengan suaminya, ia terikat kerja PNS untuk satu tahun di tempat tinggalnya. Baru di tahun kedua ia boleh pindah mengikuti suaminya.
            Seusai pernikahan dan sekembalinya Rifqy ke Kalimantan. Saliha di sibukkan dengan rutinitas kerjanya di kantor BKKBN, tiada yang berubah dalam dirinya kecuali status yang ia sandang saat ini sebagai seorang Istri. Komunikasinya dengan Rifqy berjalan dengan normal selayaknya pasangan pengantin baru. Setiap pagi sms mesra dari Rifqy selalu mengawali harinya.
            Sebulan setelah pernikahanya, saliha mulai merasakan ketidak beresan dalam rumah tangganya, bukan hanya komunikasi keduanya yang merenggang. Namun saliha sedikit terusik dengan sebuah pesan yang kemarin masuk di ponselnya. Pesan dari seorang wanita yang menanyakan status dirinya terhadap Rifqy.
 Assalamualikum dek Saliha,
Saya Rani, bolehakah saya bertanya tentang Rifqy,
Secara tidak sengaja saya melihat pesan mesra dari no anda.
Ada hubungan apa diantara kalian berdua ?
Terimaksih, Wassalam.
            Gemuruh amarah bergejolak dalam hati Saliha, ia tidak menyangka ada seorang wanita menanyakan statusnya dari Rifqy. Apa kak Rifqy tidak menceritakan kalau aku ini Istrinya. Atau jangan-jangan dia menyembunyikan identitasnya yang telah beristri. Saliha bergumam dalam hati.
“Assalamualaikum kak, Apa Kabar?” Saliha memberanikan diri menelfon suaminya.
“Waalaikumsalam dek, Alhamdulillah baik dek. Ada masalah di rumah?” Rifqy menyatakan keherananya setelah mendapat telfon dari Saliha.
 “Kak, siapa wanita yang bernama Rani?” saliha dengan hati-hati menanyakan tentang Rani pada Rifqy.
“Rani...ka...mu mengenalnya?” jawab Rifqy terbata-bata.
“Tidak kak, kemarin ada pesan tentang Rani yang menanyakan kakak,” Ucap Rani.
“Dia hanya temanku, sudah dulu...kakak mau melanjutkan kerja,”
Tuutttt....tuuuttttt
Sambungan telfon terputus secara sepihak. Kak Rifqy bilang kerja, jam 9 malam segini ia masih bekerja. Sungguh alasan yang tak masuk akal. Di kantor kak Rifqy lembur hanya sampai jam 8 malam. Ada apa dengan semua ini, Saliha sungguh takut terhadap rumah tangganya yang baru seumur jagung ini, batin Saliha.
Saliha membukan akun Facebook di Laptopnya, ia ingin berselancar di dunia maya. Melepas segala penat yang menghimpitnya. Saliha melihat obrolan aktif di akun Facebook  mikik suaminua :      Rifqy Andrean.
Iseng saliha mencoba klik akun Facebook suaminya, hanya ingin tahu status apa yang sering di buat suaminya. Mata Saliha terbelalak melihat sebuah pemandangan di akun Facebook suaminya. Sebuah foto mesra terpampang dengan jelas disana. Kak rifqy menggandeng mesra tangan seorang wanita, matanya menatap sendu pada bibir merah wanita itu.
            Ribuan peluru tiba-tiba menghantam hatinya, rasa sesak luar biasa menjalar di seluruh tubuh Saliha. Mulutnya terkunci tak bisa mengucapkan sepatah katapun. Saliha syok melihat foto suaminya dengan wanita lain. Tanganya semakin jeli membongkar akun Facebook suaminya. Bukan hanya foto yang menyesakkan hati Saliha, terlebih sebuah komentar-komentar mesra Rifqy telah melukai hatinya.
Bagaimana mungkin ini terjadi, foto-foto yang di unggah itu foto terbaru. Apa kak rifqy berselingkuh disana? Saliha menyadari kebodohanya tidak pernah aktif di media sosial. Sampai informasi sepenting ini ia tidak mengetahuinya. Saliha berdebat dalam hati.
            Keingintahuan Saliha tidak berhenti begitu saja, ia melanjutkan dengan klik profil wanita tersebut. Wanita tersebut bernama Rani, Mungkinkah wanita yang mengirimi sms padaku kemarin malam, batin Salihha.
            Saliha mulai merasa khawatir akan rumah tangganya. Pikiran-pikiran buruk mulai menjadi daya tarik imajinasinya. Komunikasinya dengan rifqy semakin memburuk, Saliha tidak pernah menanyakan sosok wanita tersebut. Ia bertekad akan percaya pada kesetiaan suaminya. Meski hati kecilnya selalu berontak untuk mengetahui hal yang sebenarnya terjadi antara Rifqy dan Rani.
***
“Bagaimana kabar suami nak,” tanya Abi di tengah ruang keluarga.
“Alhamdulillah! Baik Abi ,” ucap Saliha dengan tenang.
“Kam tidak ingin mengujunginya kesana, besok lusa tanggal merah. Akan ada 5 hari libur kerja,”
“Haruskah Saliha mengunjunginya bi,” tanya Saliha.
“Jenguklah Saliha, selagi ada waktu,” Jawab Abi dengan tenang.
            Saliha berangkat menuju Kalimantan, ia sengaja tidak memberitahu Rifqy. Saliha ingin membuat surprise kedatanganya hari ini. Untuk pertama kalinya Saliha menginjakkan kakinya di bumi Kalimantan, ia ingin segera menemui suaminya dan menanyakan segala kegundahan hatinya. Saliha berharap akan menemui jalan keluar dari permasalahan ini. Saliha mengetik sebuah pesan mengabarkan dirinya akan datang menemui Rifqy, dan menyuruhnya menjemputnya di Bandara.
“Kenapa tidak mengabari akan datang kesini,” tanya kak Rifqy.
“Surprise kak, maaf Saliha tidak memberitahu,” ucap Saliha dengan gemetar
“Bagaimana kabar keluarga, maaf kakak belum sempat pulang,”
“Alhamdulillah baik kak,”
***
            Selama lima hari berada di Kalimantan, Saliha benar-benar di manja oleh Rifqy. Selama itu mereka berbulan madu, Saliha di ajak berwisata mengelilingi kota Pontianak. Segala kegundahan hatinya hilang setelah melihat sikap Rifqy. Segala pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Rifqy seketika musnah sudah. Rifqy berubah menjadi sosok suami yang romantis dan baik hati. Itulah yang membuat Saliha semakin mencintainya suaminya.
“Kak, besok Saliha pulang ke Jawa,” ucap Saliha.
“Kita akan berpisah untuk sementara sayang,” ucap Rifqy seraya membelai mesra rambut saliha.
            Hari ini Saliha harus pulang ke Jawa, sejujurnya ia berat meninggalkan suaminya. Saliha masih ingin menghabiskan waktu bersama Rifqy. Sungguh berpisah dengan belahan jiwa sangat menyakitkan, batin Saliha.
            Sesampainya di Bandara, Saliha merasa ada sepasang mata yang mengawasi gerak-gerik tubuhnya. Perempuan berkerudung biru di dekat tangga. Perempuan itu terus memandang Saliha dan Rifqy secara bergantian. Sorot mata yang tajam mengekspresikan kemarahan.
“Kak, siapa wanita berkerudung biru itu. Dia terus memandangi kita,” Tanya Saliha.
“Dimana....?” Rifqy berucap setengah terbata. Ia melihat sosok perempuan itu. Perempuan yang pernah dicintainya dulu sewaktu SMA. Rifqy terlihat pucat pasi menahan gejolak perasaan di hatinya.
“Assalamualikum! Apa kabar Rifqy, Saliha?” ucap wanita itu.
Siapa dia, kenapa dia mengetahui namaku. Ada apa dengan kak Rifqy, wajahnya terlihat pucat pasi setelah di sapa wanita itu. Gumam Saliha.
“Alhamulillah baik Rani,” Ucap kak Rifqy. Seraya menarik tangan Saliha mejauhi wanita itu.
Ya Rabb, takdir apa lagi ini. baru saja aku merasakan kebahagiaan dengan suamiku. Kini aku bertemu dengan wanita yang telah mengganggu rumah tanggaku. Apa yang harus hamba lakukan Ya Rabb? Gemuruh suara hatinya.
“Kak, Saliha harus pulang. Pesawat sebentar lagi akan Take Off,” Ucap Saliha.
“Hati-hati di jalan sayang, Sesampai di rumah hubungi kakak segera,” ucap kak Rifqy seraya mencium keningku.
            Saliha berjalan menuju pesawat, sekilas menoleh ke belakang mencari sosok suaminya. Saliha melihat dengan jelas suaminya berjalan bersama dengan Rani. Tak kuat Saliha memendam rasa sakit yang tiba-tiba menyeruak di hatinya.
Semoga kak Rifqy segera memberi penjelasan padanya tentang wanita bernama Rani, Saliha berdoa dalam hati.
***
“Rifqy, Siapa wanita yang bernama Saliha itu,” Tanya Rani dengan cemas.
“Dia istriku Ran. Maafkan aku!” Ucap Rifqy dengan lirih.
“Apa? Kamu sudah menikah? Bagaimana ini terjadi?” Rani berkata dengan kerasnya.
“Dia wanita pilihan kedua orang tuaku Ran, aku sudah memperjuangkanmu. Kedua orang tuaku tetap tak memberi restu,”
“Lantas, kenapa kamu menyembunyikan ini dariku. Kamu tidak berfikir bagaimana sakit hatinya aku Qy. Kamu kejam...jahat Qy,” Rani menangis tersedu menahan emosi yang bergejolak di hatinya.
“Aku takut mengecewakanmu, aku harap hubungan kita berakhir disini. Aku sudah mempunyai Istri,” ucap Rifqy seraya meninggalkan Rani sendiri.
***
            Sesampainya di rumah, saliha mengurung dirinya di kamar. Keluar hanya untuk mengambil makanan dan pergi bekerja. Semua keluarganya panik dengan perubahan sikap Saliha. Umi saliha mencoba menghubungi Rifqy, namun hasilnya nihil. Nomer Hpnya tidak aktif. Begitupun saliha, sejak kepulanganya ia belum menghubungi Rifqy. Komunikasi diantara keduanya berantakan. Sebuah ujian yang berat di awal rumah tangga mereka.
            Saliha terlihat lebih kurus dari sebelumnya, ia menghabiskan waktunya sendiri di kamar. Abi dan Umi Saliha sudah lelah menasehati, mereka hanya bisa mendoakan apa yang terbaik untuk anaknya.
            Saliha menjadi sering mendatangi pantai ketika sore hari. Ia berharap Rifqy pulang dan memperbaiki hubungan rumah tangganya. Rifqy lebih suka pulang ke Jawa menggunakan kapal, karena kecintaanya terhadap laut. Saliha selalu merenung, menatap senja, melihat matahari yang yang tenggelam. Berganti menjadi kegelapan dan muncullah bulan menerangi malam. Saliha juga berharap masalahnya akan menemui titik terang dan berakhir bahagia.
***
Rifqy merasa bersalah dengan Saliha, dia telah menyakiti perasaan istrinya. Rifqy akan pulang ke Jawa dan menjelaskan semuanya. Rifqy tidak ingin rumah tangganya hancur. Saliha adalah masa depanku, sedangkan Rani adalah masa laluku. Batin Rifqy.
            Rifqy bergegas mempersiapkan kepulanganya ke Jawa, sudah tiga bulan ia tak bertegur sapa dengan istrinya. Sungguh Rifqy menyalahkan rasa egoisme dalam dirinya. Selama itu ia menelantarkan istrinya. Rifqy akan pindah tugas ke Jawa, ia menebus kesalahanya pada Saliha. Tunggu aku Saliha, I Love You. Batin Rifqy.
            Rifqy menaiki kapal yang akan mengantarkanya ke tanah Jawa. Kapal itu akan berlabuh di kota semarang. Rifqy tak sabar untuk segera tiba di pelabuhan. Ia sengaja merahasiakan kepulanganya. Ia ingin membuat kejutan buat Saliha.
***
Saliha menatap pantai di pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Hatinya seakan berkata, Kak Rifqy akan datang menemuinya hari ini. selama tiga bulan terakhir saliha selalu mendatangi pelabuhan itu seminggu sekali. Ia berharap di akhir weekend itu Rifqy pulang. Namun harapanya selalu sia-sia, ia tak pernah terlihat kepulangan Rifqy ke Jawa. Hingga kedatanganya hari ini ke palabuhan seakan menguatkan hati Saliha untuk menunggu kepulangan Rifqy.
“Saliha ayo pulang! Sudah gelap, nanti dimarahi Abi,” ucap Nadia kakak perempuanya.
“Saliha masih ingin disini, Saliha ingin menunggu kak Rifqy,” jawab Saliha sedih.
“Sudahlah, lupakan laki-laki yang telah menyakitimu. Hidupmu bukan hanya untuk meratapi kepedihan ini Saliha. Masih banyak hal membahagiakan yang belum kamu capai saat ini,”
            Akhirnya saliha menurut untuk pulang, di perjalananya keluar dari pelabuhan. Sebuah insiden besar merubah takdirnya. Saliha tertabrak sebuah truk yang sedang melintas di area pelabuhan. Saliha tidak melihat arah kedatangan truk itu, nasib naas menimpa Saliha. Tubuh saliha hancur lebur terlindas Truk. Nadia yang melihat adiknya menjerit sekuat tenaga. Saliha....!!!!
***
            Sesampainya di pelabuhan, Rifqy melihat segerombolan orang mengerubungi sebuah truk. Apa gerangan yang terjadi? Mengapa ramai sekali di tempat itu?. Batin Saliha. Rifqy melangkahkan kakinya mendekati keramain itu. Rasa penasaran menghilangkan keinginanya untuk segera pulang ke rumah menemui Saliha.
“Ada apa ya pak ramai sekali,” tanya Rifqy pada seoarang bapak tua.
“Ada kecelakaan, seorang wanita berjilbab terlindas Truk. Baru saja jenazahnya di bawa pulang,”
            Rifqy teringat akan Saliha, rasa khawatirnya memuncak. Ia menelfon Saliha untuk mengetahui keadaanya. Namun nasib telepon Rifqy tak dijawabnya. Rifqy segera berlari mencari taksi yang akan mengantarkanya ke rumah.
            Di ujung gang rumah Saliha, terpasang bendera warna kuning. Ada keramaian di rumah Saliha. Bendera kuning pertanda duka cita, siapakah yang meninggal. Rifqy mulai khawatir dan panik. Hatinya sudah bergemuruh menandakan kekhawatiranya. Rifqy turun dari taksi dan melangkahkan kaki menuju gerbang rumah Saliha. Terlihat ramai orang berkerumun disana. Rifqy sudah tertunduk lesu menahan gejolak dalam hatinya.
Saliha...kenapa kamu pergi sayang. Rifqi berteriak seolah bisa membangunkan kembali istrinya.
Namun takdir tak dapat merubah segalanya, Saliha telah berpulang. Rifqy sungguh menyesali rasa egoisnya. Rifqy belum sempat menjelaskan masalah dalam rumah tangganya. Rifqy belum sempat meminta maaf atas kesalahnya. Rasa penyesalan yang dalam saat ini membalut luka hati Rifqy.
 “Saliha selalu menunggu kepulanganmu di pelabuhan Qy. Tadi sore adala senja terakhir yang di lihatnya untuk menunggumu. Doa saliha terkabul qy, Kamu pulang tepat waktu,” ucap Nadia kakak Saliha dengan tetesan air mata.
***THE END***